dfaf
Gubuk Curhat. Diberdayakan oleh Blogger.

Kotak persegi & Lingkaran yang sama

Jantung jam berdetak, nada dering hp pun bergeming . .
Ketika itu gundahku pun menghantui, mencari kata pasti tuk hidupku sendiri, yang selama ini kau masukkan dalam sebuah kotak persegi saja.
Dan selama ini kau hanya meletakkanku di sebuah sudut kotak persegi itu.
Tanpa kata apalgi penjelasan.
ku gerah dengan semua ini, aku punya hak berbicara.
Karena kau telah terlalu lama masuk dalam kelompok rongga hidupku.
Biarkan dan ijinkan aku berbicara untuk jam yang berdetak malam ini.
Biarkan aku meninggalkan kotak mu yang penat ini.
Aku pun telah bicara. Rasa semua terasa lega, walaupun nantinya aku akan meninggalkan kotak ini.

Tak lama jam itu berdetak kembali, kau menawarkan tanganmu untuk mengajakku menemanimu membuat sebuah lingkaran, 
Aku heran. . 
Kenapa harus aku dan  kenapa harus lingkaran?
Kenapa tidak dikotak itu saja kita tetap berdiri. Kau bilang kotak itu terlalu banyak persegi yang harus kita tempati selama ini. Kau juga belum siap melugas kata-katamu itu, kau bilang kau juga kau terlalu kecewa melihat dirimu sendiri, mengapa ku sulit membuat lingkaran ini untukmu, bukannya dirimu selalu ada untukku, dirimu selalu ada didepanku.
Mungkin sekarang waktunya kita mulai membuat lingkaran ini, jam itu terhenti sejenak. 
Aku..
Aku tersentak dengan rangkulan punggungmu yang hangat itu.
Senyum dan anggukan yang bisa ku kendalikan malam itu.
Sedikit berbicara " baiklah kita akan bangun lingkaran itu ". Kau bergeming dengan nadamu terima kasih dan menawarkan tanganmu kehadapanku tuk bisa merasakan detak jantungmu ke dadamu.
Sedangkan jantungku terhenti sejenak, padahal yang hari itu kurasakan begitu gerah menjadi terrasa dingin. 
kau: biarkan kita berlari di lingkaran ini, merasakan luasnya rasa ini. yaa kita berdua
Kita berdua yang selama ini hanya membiarkan diri kita diam didalam suatu kotak bersegi itu saja. Biarkan kita berjalan melalui lintasan lingkaran ini, karena ku tahu ku terlalu lelah untuk selama ini. Biarkan kita merasakan rintikan hujan ini. Rintikan yang selalu kita nikmati bersama-sama ketika ia datang.

Lingkaran yah lingkaran itu. .
kita kembali membahas lingkaran dan kotak itu. Lingkaran yang dulu pernah kau banggakan ternyata telah hancur, lapuk, dan kusam. Ku tak mengerti pada jam dinding  di malam ini, rasanya terasa berbeda. Apa karena lingkaran itu tidak selalu disinggahi atau karena lingkaran itu juga sudah terasa lelah. Lingkaran yang hanya untuk berlari dan berjalan tapi tidak untuk diangungkan. 
haaa ntahlah yang pasti lingkaran itu sekarang sudah runtuh. Walaupun masih terasa serpih-serpihannya.

ku Menggenggam hp itu untuk bergeming kembali:
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Akan tetapi rasa yang kali ini cukup berbeda, mungkin karena ku sendiri yang memintanya. Ku ingin kau melepaskan diriku, ku tak betah dengan lingkaranmu ini, dan kau hanya pandai berbicara lingkaran tapi apakah pernah kau menikmati dan melewatinya itu semua denganku.

Kau Aku menghabiskan pergantian malam itu dengan diam. Kau pun akhirnya bergeming dengan kata maafmu, kau hanya bilang mungkin kau terlalu sibuk dengan dunia khayalmu.

Semua alasanmu hanya membuatku muak, marah terhadap diriku sendiri. .
kenapa? kenapa harus sekarang kau melepasku? Bukannya dari dulu sudah ku bilang tinggalkan hidupku, biarkan aku menikmati hidupku dan aku pun juga pernah meminta tuk meninggalkan kotakmu, tapi kau malah menyuruhku tuk membuat sebuah lingkaran. Apalah arti lingkran itu jika kau sendiri tak disituuuuuu. .
Apa kau tak melihat kelelahanku selama ini dimataku, yang hanya bergeming pada jam dinding dan lingkaran itu saja. Banyak coretan didinding lingkaran itu, semua tertulis hanya dirimu : apa kesenanganmu dan aku, air matamu dan aku, dan juga kekesalanmu dan aku. 

Rintikan hujan yang selama ini pernah kita sukai bersama ternyata kembali mengundang, tapi kali ini rintikan itu bukan di luar jendela kamarku melainkan jatuh di jendela mataku.
terhenti sejenak dan berbicara dalam hati 
" siapa yang mampu menghapus rintikan dijendela mataku ini, sedangkan malam ini ku sendiri"
Ku merasa sendiri, ku terasa jatuh. . 
Mengapa kata yang pada awalnya AKU sendiri yang mengucap tapi AKU sendiri yang menjatuhkan air ini. Apa aku takut hari-hari tanpa dia lagi, tanpa sosok dia lagi, atau apa aku takut kehilangan cintaku sendiri. Ku melakukan keputusan itu karena ku ingin pulih dengan kehidupan ku yang semestinya, yang duluuuuu. .

Belum pernah ku seperti ini sebelumnya. Membangun lingkaran di sebuah lorong hati yang megah, yang awalnya hanya sebuah kotak persegi sederhana menjadi lingkaran, dan lingkaran itu sekarang meninggalkan sebuah serpihan.
Yang kubutuhkan malam itu hanya "pelukan" karena ku sangat merasakan sendiri malam itu.
selintas hati kecil berbicara :
air wudhu dan bentangkan sajadah panjangmu agar kau bisa melakukan hidupmu kembali,
tanpa dia dan tanpa air matamu itu. Sedikit terasa ketenangan dan sedikit terasa keikhlasan itu, walaupun serpihan-serpihan lingkaran yang dulu pernah dibangun masih terasa besar hingga sekarang. Tapi ku tahu hidup adalah pelajaran dan pelajaran adalah proses hidup yang harus ku jalani. Biarkan perjalanan yang akan tetap menjadi pengalaman hidupku kelak.

0 komentar:

 
Copyright © Gubuk Curhat. Design By Best Website Design
Buy Traffic and Templates On Sales