dfaf
Gubuk Curhat. Diberdayakan oleh Blogger.
I'm Free from you

Bebaskan aku dari segala angan tentangmu
Aku ingin lepas dari relung lukaku dulu
Sepertinya rasa ini sudah sembuh
Walau masih aku belajar untuk menemukan yang baru dari diriku

Bebaskan aku dari segala frustasi tentangmu
Aku ingin lepas dari kata yang pernah kau singgahi didalam hatiku dulu
Sepertinya semua itu telah berlalu
Walau masih aku berjalan untuk menemukan sesuatu yang lebih baru darimu

Kini aku sekarang tak sama
Bukan aku berperilaku tinggi hati padamu
Karena aku sudah terlalu banyak belajar dari kisah itu
Dari setiap goresan yang kau tanamkan
Dari setiap duri yang kau tusukkan
Dan kemudian kau tinggalkan

Kau biarkan aku berdarah dalam kesepian
Kau biarkan aku mengobati setiap luka yang tertanam
Dan sungguh sulit aku menyembuhkannya

Tapi sekarang tidak
Persisnya tidak sama dengan aku yang dulu
Karena ku tahu kau hanya selalu menganggap dirimu menang tanpa kau tahu kemenenganmu adalah kelemahanmu yang kau pupuk untuk hidupmu kelak

Terima kasih setiap rasa yang kau tanamkan
Setiap goresan yang kau tusukkan
Kini aku telah bebas darimu

Lalu rasa ini untuk siapa?

Aku telah menemukan sesuatu rasa untuk kuucap sehingga dapat dimengerti
Tapi sampai kini yang ingin kuucap sehingga dapat dimengerti pun tak juga tampak disini
Masih jiwa ini masih terasa sepi, bahkan terlalu hampa untuk didengar
Kau lihat saja aktifitas-aktifitas yang selama ini ku lakukan
Hanya menulis-menulis sekian relung yang menghampiriku
Mencari sebuah gambar yang sesuai dengan isi tulisanku
Menghitung waktu-waktu yang telah berlalu bersamaku
Tanpa tahu pasti kapan relung ini akan tersinggahi

Kemana ku harus kemudian melangkahkan kedua tapak-tapak ini?
Ketika ku tak menemukan yang kukuinginkan untuk ku ucap
Ketika ku tak menemukan yang bisa mengerti apa yang ku ucap
Sehingga semua hanya penat yang kudapatkan

Lalu sampai kapankah rasa-rasa ini harus disini
Masih ditempat terindah..
Masih ditempat tertutupi..
Tanpa sesosok pun yang tahu bahwa ini hanya untuk dirimu

Lalu buat apa pula rasa-rasa ini harus ku simpan lebih lama, jika semuanya terasa sama 
Dan tidaklah sama dengan apa yang pernah kufikirkan dulunya
Apakah rasa-rasa itu harus aku redam jauh didasar sana tanpa diberi, apalagi tuk diucap dan sehingga tak ada rasa tuk mengerti aku ini

Jika semua ini masih berada disini, bukankah ini teramat berbahaya untukku
Semakin membunuhku dan semakin mengecohkan segala mimpi-mimpiku

Lalu rasa ini untuk siapa? 
Akankah aku masih seperti ini
Tertunduk layu disini..
Dengan  sesuatu kata yang harus ku dekap tanpa ada yang menghampiri



Terima kasih

Heii.. mau kah kau menemani aku ini
Heii.. ingin rasanya aku ini mendekatkan pundakku sejenak dibahumu
Lihat aku, aku ingin berbicara banyak malam ini denganmu

Mendekatlah..
Jangan kau jauhkan jarakmu dihadapku
Mendekatlah..
Dengarkan suara-suara malamku ini

Aku ingin berbicara banyak denganmu, berbicara tentang duniaku ini
Tahukah kau setiap gemingan nada yang kau katakan denganku, Itu membuatku sedikit merasakan ketenangan
Karena ketika itu aku tak dapat menyelesaikan hingar bingarku sendiri
Kau juga tak lupa bergeming "iya" apabia itu baik buatku dan sebaliknya kau juga bergeming "tidak" apabila semua itu tidak baik untukku


Maafkan aku yang mungkin terlalu banyak melakukan keegois malam ini
Mungkin bukan hanya malam ini saja aku meminta pundakmu
Mungkin esok atau lusa ku akan memanggilmu kembali

Ataukah mungkin kau juga bosan mendengarkan celotehanku yang itu-itu saja?
haa tapi aku mengenalmu...
Terkadang ada terbersit kata sungkan dariku atau bahkan aku malu terhadap diriku sendiri
Karena aku selalu mengingat ini darimu “ sudah berapa lama kau mengenalku? ” maka aku ingin berbicara banyak malam ini dengamu.
Karena malam ini suara-suara ku ingin rasanya berbagi banyak denganmu

Dan sekarang marilah kau kepundakku, ceritakan semua duniamu kepadaku
Agarku juga dapat belajar banyak dari duniamu




Berpayung walau hujan tak ada satu pun yang singgah 
( Jangan tanyakan mengapa? )

Apa aku salah menemukan sesuatu yang tak pernah aku inginkan pada diriku?
Apa aku salah mengerti hidupku yang sekarang terasa tak seimbang?
Apa aku salah memahami kenyataanku bahwa ini memang aku?
Memang semua tak ada yang salah. Hanya saja  waktu yang kurang tepat dan dapat berpihak lebih leluasa padaku.

Terkadang terlintas untuk dapat bergegas pergi dan berlari meninggalkan semua kisah-kisah itu. haa tapi tidaklaaa...
Aku masih mempunyai tanggung jawab tuk hidupku sendiri dan mereka, tapi apakah dengan aku yang sekarang akan menutupi semua harapanku?
Banyak bayangan, mimpi dan ilusi yang masih ingin kutorehkan jelas didalam dunia nyata ini. Bahkan mungkin teramat banyak….

Inginku luapkan semua tapi terasa tidak mungkin, karena menurutku biarlah aku.
Biarlah aku yang merasa dan aku yang menahannya.
Tapi terkadang kala juga itu semua membuatku terasa gerah dan merasa salah yang teramat dalam. Maaf hanya kata maaf dalam hati ini yang mampu aku katakan tuk diriku sendiri.
Dan  terkadang kala ku juga hanya berpesan pada air mata, agar ku dapat merasakan kelegaan itu untuk sementara. Karena bagiku air mata merupakan pesan penghiburku dalam setiap lafas sujudku. 
Pesan penghibur yang sekaligus pencurah.

Haaa tapi biarlah....
Biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya aku sekarang, esok dan lusa.
Jangan tanya mengapa? karena aku juga tak tahu ini mengapa.

    Ini tentang kita........



Kau berkata dunia ini begitu kejam, bahkan terlalu banyak kebohongan. Jika kau sendiri tak dapat melihat dan berjalan keluar dengan baik, kau akan terjebak dalam ketidak jujuran. Kau berkata segala sesuatu langkah yang akan ku buat adalah langkah–langkah doamu, kau juga berkata jangan berhenti berjalan sehingga kau dapat yang kau inginkan. Dan setelah kau mendapatkan yang kau cari janganlah kau hanya berdiri diam, lakukan..lakukan untukmu, lalu lakukan untukku.  Ini tentang kita bukan mereka yang tak mengerti kita....

Banyak hal yang telah kau lakukan padaku selama ini, kini biarkan aku memulai dan melakukan sesuatu buatmu. Sesuatu hal yang masih terlintas jelas dialunan nafasku “aku tidak menginginkan banyak darimu, aku hanya ingin kau tak seperti aku”.  Aku yang selalu bergegas mengejar matahari  sebelum sinarnya muncul, kami trus melakangkah dan mengayunkan kaki kami untuk memburu sebutir beras untukmu, membuatmu agar terlelap hingga petang tiba, memberimu ilmu semampu mungkin,  meuntunmu hingga kau mengerti bahwa dunia tidaklah mudah jika kau hanya berjalan sendirian tanpa kami. Semua masih terlintas jelas, semua masihlah sama, kau yang dulu, kemarin, sekarang dan lusa.
Semua perkataanmu masih terlintas jernih disetiap alunan nafasku. Kini biarkan aku berjalan seperti yang kau katakan, ku hanya ingin kau menuntunku dalam doa-doamu, doa yang setiap gema takbir tiba selalu kau lantunkan untukku. Ku ingin berjalan keluar tuk mencari apa yang selama ini belum kutemui untuk diriku dan dirimu. Peluk aku, beri aku sesuatu yang dapat ku lakukan dengan langkahku. Terima kasih untuk semua yang kau lakukan, setiap lantunan doa yang kau nyanyikan untukku.

Walaupun terkadang kehendak kita sering saja bertentangan, walaupun diriku terkadang  tidak menghiraukan kata-katamu seperti  aku dulu yang selalu diam dalam pelukan hangatmu, walaupun aku terkadang terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Tapi tangis dan sakitmu biarkan aku sekarang yang merasakan. Tangan yang dahuulu setiap malam selalu kau balut dengan sarung tangan putih rajutanmu, agar ku tak merasakan hembusan angin malam. Kaki yang dahulu setiap malam selalu kau beri kehangatan dipipimu, agar ku dapattertawa diatas senyum indahmu. Dan kini biarkanlah tangan dan kaki ini melangkah menghapus air matamu IBU…….....


Tempat dulu kita pernah berdiri


Biarkan aku bermimpi sekarang, jangan bangunkan aku dari tidur panjangku. Menolehlah kehadapanku sekarang, aku tepat disampingmu, aku masih disini, ditempat kau berdiri selama ini kau dan aku hanya lelah menunggu dan tertunggu.


Biarkan aku melakukan hal yang kusuka dengan nafas dan geloramu. Ku menginginkan ini sejak dulu, tapi tahukah kau selama ini hanya diam dibelakangku dan  kau tak juga menoleh kehadapanku.

Aku masih disini, masih disini, masih sama dengan sosok ku yang dulu yang pernah kau kenal enam tahun silam. Membuatmu bergetar dihadapanmu memang tak semudah dari yang ku bayangkan semula.
Tapi lihatlah aku yang sekarang disampingmu, yang selalu mengulurkan bahunya ketika kau lelah dengan duniamu, yang mampu mendengarkan kisah perihmu ketika kau tak mengenal dunia ini, yang mampu membuatmu mengerti ketika kau tak mengerti apa ini dan itu.

Sebelum kau beranjak tuk bergegas  keluar sana, pandanglah aku. Karena hanya hal ini yang bisa ku dapatkan dari dirimu. Untuk berhadapan denganmu  sudah dari dulu kuinginkan....
tapi tahukah kau, diriku sudah teramat bodoh dengan perjalanan panjang ini.


Terlalu lama ku harus begini, biarkan, biarkan aku melakukan kesalahan dalam hidupku yang menurutmu itu tak berarti, agar ku sendiri dapat mengobati perjalanan panjang ini.
 Kau dan aku yang selama ini hanya diam....
Dan tetap diam.hanya diam dan diam...


Tetaplah berdiri disana, ku akan melangkahkan kaki ku dihadapanmu, ku akan melakukan sesuatu yang bisa membuatmu tahu siapa aku ini.
Ini diriku yang sesungguhnya, yang masih memiliki rasa terhadapmu.....

Tetaplah berdiri.....
Aku melangkahkan kaki ini jauh lebih cepat, karena ku tak ingin kau dan aku pergi meninggalkan sepenggal kisah lama......
Ternyata ini bukan mimpiku, tapi ini benar kau dan aku. Aku yang dulu masih mencintaimu, aku yang dulu masih sama terhadapmu...
Sekarang kau telah melakukan yang kuinginkan dan kini ku dapat melepasmu.....
Dan pergilahhh.......
 
Copyright © Gubuk Curhat. Design By Best Website Design
Buy Traffic and Templates On Sales