dfaf
Gubuk Curhat. Diberdayakan oleh Blogger.


Kutipan dalam kertas dan pena.....


by: GB_GubukCurhat
Bukan penyair atau pengarang hanya seorang hawa pemimpi yg mempunyai dunia khayal nyata dalam setiap lafaz doa ketika larut menjelma.
Telah lama ku tak bermain dalam kata, dibalik sebuah dunia maya, yg dahulu sering tersinggahi degan semua isi hati.Seiring waktu berjalan, ingin rasa menyingahi dunia itu, hanya saja jari-jari ini masih terasa kaku tuk bernari. Bukan masalah hati tak bernyawa hanya saja sulit menawarkan setiap kata yg terukir.Biarlah seperti ini dulu, menyimpan setiap isi kata utk menjadikannya barisan dalam tiap bait lagu.
Bersembunyi didalam tawa, bukan sembarang menerjemahkan arti ataupun menulis puisi, hanya saja ini lagu, lagu dr setiap baris lirih yg mengartikan tentang rindu.  
Segala sesuatu apabila mencintai emang terasa sempurna 
Dan setelah ini, lalu harus kemana. Tak ada lg tempattt, yg ada hanya bisikan sebuah melodi saja yang datang dan pergi.
Ketika memilih itu adalah jawaban, ketika jawaban itu menganjal hatimu itu hanya jebakan. 
Terkadang kita harus mrelakan sesuatu untuk mempertahan sesuatu.
Sebelum semuanya menjadi yang tak kuinginkan, sebelum semuanya terlampau sulit dan sebelum semuanya menjadi fatal, maka biarkan ku lakukan hal ini. Hidup memang penuh dengan plihan, seperti kehidupan "hidup atau mati, kalah atau menang dan aku memilih pilihan ini.
Apakah anda tahu bagaimana rasanya tidak mempunyai apa-apa?     



Menghirup Oksigen dan Mengeluarkan Karbondioksida


Sedikit bermain dengan musik hati ini bahagia
Sedikit bermain dengan musik jiwa ini tenang
Sedikit bermain dengan musik air mata ini tumpah

Banyak hal yang bisa dilakukan dengan musik
Banyak hal yang juga yang diterjemahkan lewat musik
Seumpaman hidup menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
Seperti itu pula musik..
Yang dapat dimainkan sesuka hati lalu didengarkan dan kemudian dirasakan lalu kemudian diterjemahkan oleh hati

Menulis juga terkadang membutuhkan sebuah musik
Musik menurut terjemahan kata hati yang ketika itu terbaca dan terperangkap dalam sebuah perasaan
Jangan sekedar mendengar melainkan diterjemahkan oleh hati
Dia bisa tertawa ketika kau bermain dengannya
Dia bisa merasakan sesuatu yang terkadang sulit terungkapkan

Mengobati sebuah perasaan juga bisa melalui musik
Tak ada teman ketika malam tiba kau bisa mencari musik
Sedikit membantu untuk membuka bendungan yang selama ini terbendung coba dengan musik
Mainkan, rasakan dan pelajari setiap lirik yang terkandung didalamnya
Dan itulah dia Music my inspiration



Cerita dalam jeritan malam

     Apa kau melihat aku yang  malam ini tidur sendiri disini, tak seperti hari kemarin yang kita lakukan bersama-sama. Sebelum tidur tak jarang kita melakukan aktifitas pertengkaran terlebih dulu. Setiap gerak-gerik yang kita lakukan selalu bersama-sama, bahkan baju kita juga terkadang sama. Hanya sifat kita saja yang tak sama. Kau yang penyabar dan selalu diam apabila aku menyakitimu atau menjahilimu, sedangkan Aku yang selalu sensitif apabila aku tak senang dengan tingkahmu. Dan  beberapa jam setelah itu kita bisa berbaikan kembali. Bahkan kau memelukku, kau juga paling bisa mengambil hatiku dengan segala bujuk rayumu, karena kau sendiri juga tahu kelemahanmu. Yang penakut itu, takut akan gelap dan takut akan api itulah kau. Bahkan disaat kau disuruh menghidupkan obat bakar saja kau selalu menolak, disaat itu pasti kau membutuhkan pertolonganku. Semua yang kau lakukan itu layaknya seperti kau yang dulu kau yang kusebut dan ku panggil seorang "kakak".

    Ku ingin berbicara banyak tentang kita disini, mungkin tak kali ini aku berbicara denganmu melainkan dengan alat yang sudah modern ini, yang dahulu kita tak pernah berfikir untuk bisa melihat apalagi untuk membeli. Yah tapi inilah dia rezeki yang diberikan orang tua kita. Ku ingin bebicara banyak tentang kau dan aku disini untuk sekedar mengobati rasa-rasa rindu ini. Mungkin karena tempat tidur ini terlalu sepi untuk kuteduhi. 


     Kau ingat bangunan yang menjadi tempat persinggahan kita dulu, tempat kita tumbuh, tempat dimana kita melakukan aktitas-aktifitas kita dulu. Kau pasti juga ingat mengenai sebuah tangga yang ada dibelakang bangunan tersebut. Sebuah bangunan yang disebut loteng, yang betanggakan kayu dan papan, kurang lebih memiliki 15 anak tangga dan apabila hujan datang anak-anak tangga itu terlihat licin bahkan terasa kumuh. Tangga itu tidak seperti bangunaan-bangunan yang mereka miliki, sebuah tangga yang semestinya berada didalam sebuah bangunan. Tapi inilah bangunan ini, sebuah bangunan yang penuh dengan sejarah besar bagi kehidupan kita, keluarga kita.  Bangunan itu yang kita sebut sebagai Istana kita. Kau juga ingatkan tangga itu mempunyai arti yang sangat bernilai lebih bagi kita berdua, mungkin saat ini aku berbincang tentang sebuah tangga rasanya agak sedikit konyol dan tak ada sama sekali seni dari kata menariknya. Tapi yaa itulah istana kami dulu. Walau Istana itu sekarang tak seperti dulu, istana itu sudah mengalami perombakkan jaman. Bahkan sekarang kita telah mendapatkan istana baru, jauh dari kata layak. 

      Aku masih ingat, ketika itu sekitar pukul 15.00 WIB, sore itu hujan sangat lebat, angin pun sangat kencang berhembus. Ketika kita berada diatas loteng rumah kita, seperti yang tadi aku katakan loteng itu memiliki sebuah tangga. Saat itu kau dan aku harus bergegas pergi, kau harus  pergi mengaji dan sedangkan aku saat yang bersamaan ingin mengikiuti jejakmu untuk mendaftarkan diri mengikuti kau mengaji. Oh ya umur kita saat itu sekitar kurang lebih 9 atau 10 Tahun. Hujan yang lebat dan angin kecang itu tidak mengurungkan niat kita. Kemudian kita harus bergegas keluar dengan menurunkan setiap anak tangga di luar bangunan itu, ditemani dengan payung loreng yang satu-satuya kita punya, itu pun payung undian berhadiah yang didapatkan Ayah. Kemudian kita pun melangkahkan kedua kaki kita untuk turun kebawah, ketika kita menyusuri bangian ke-3 anak tangga tersebut kita tergelincir. Semua kejadian itu terasa begitu cepat, aku sempat melihatmu meraih tangganku, sedangkan saat itu aku juga tak bisa mengatasi diriku sendiri yang menyusulmu jatuh didasar tangga. Tak beberapa lama kemudian aku tersentak bangun dan sedangkan kau masih terbaring disampingku lemah tak berdaya, mungkin kau terbentur dari sisi-sisi anak tangga itu. Ditemani hujan yang kala itu sangat lebat dan tak ada  saat itu satu orang yang mendengar ketakutanku melihat kau,  melihat kau terdiam kaku, betapa panik dan takutnya aku saat itu. Ku sedikit memukul-mukul pipimu tapi tak juga ada getaran dari tubuhmu.

     Tak beberapa lama kemudian Ayah datang menghampiri kita dengan muka yang panik, lalu ayah menggotongmu kekamar, dengan menaiki anak tangga itu kembali. Sedangkan aku berjalan keatas dengan merintih kesakitan, menahan setiap benturan-benturan dibadanku. Dan kemudian ibu pun menyusul dan mengganti pakaian kita. Betapa aku melihat kecemasan diwajah ibu, melihat kita berdua berbaring dikasur. Tak beberapa lama kemudian kau pun sadar, kemudian kau terbangun dan tersentak, kau menannyakan “kenapa aku dan kok gak jadi pergi mengaji?” Haaa tak taunya kau ini, aku yang dari tadi khawatir melihatmu dan kau hanya tersenyum saat aku menceritakan itu semua. Betapa ingin ku menjambak rambut hitam lebatmu itu, tapi saat itu ada ibu jadi aku enggan memberanikan diri untuk melakukan itu terhadapmu. Saat itu kita memang masih teramat kecil. Tapi sikap  yang kau tunjukkan dulu, kau melihatkan sikap ke kakak-an itu. Kau selalu mengalah dalam segala hal demi aku. Apalagi setiap temanmu  yang  baru ku kenal kemudian kau kenalkan kepadaku karena kau berkata temanmu adalah temanku dan temanku juga temanmu, disitu juga aku memahami arti itu hingga sekarang. Dan sampai sekarang temanmu yang dulu kau kenalkan padaku masih menjadi teman baikku.


     Sungguh saat kejadian itu, aku merasakan ketakutan yang luar biasa terhadapmu, bukan karena kesakitan dari benturan-benturan itu tapi ketakutan aku tak bisa bertengkar lagi bersamamu, ketakutan ku tak bisa bermain lagi denganmu. Kemarin memang aku   sempat  merasakan kehilanganmu dan kali ini aku benar-benar kehilanganmu. Kau menutup matamu ketika petang itu tiba seketika aku pulang sekolah, ku melihatmu terdiam terbujur kaku. Diiringi hujan yang kala itu menghantarkan firasat burukku terhadapmu. Musibah itu sudah terjadi sekitar 8 tahun silam. Sekarang setiap aku tertidur, bahkan terbangun pun tak ada suara pertengkaran kita lagi, tak acara tukar menukar baju lagi, tak ada orang yang menyuruhku itu ini. Tapi itulah kenyataan, tak ada yang bisa ditawar lagi, sekalipun kau sangat menyanginya.

         Sungguh ku ingin memelukmu dan ingin bercerita banyak sebelum aku tertidur lelap. Sekarang aku telah dewasa, banyak hal yang ingin kucurhatkan padamu. Banyak hal yang menjadi beban fikiranku saat ini, terkadang aku merasakan lelah. Karena ku tak sanggup menahan ini sendirian. Hanya sembah dan sujud yang bisa membantu setiap malam-malamku.Tapi itulah kenyataan yang setiap manusia dan aku harus menerima itu. Aku memang harus menerima itu dengan keikhlasan.  Karena ku yakin jauh kau disana, kau  merasakan kebahagian dan ketenangan. Jauh merasakan segala kebahagian yang tak pernah kau dapatkan dari masa kecilmu. Pergilah dengan tenang disana dan tunggu aku suatu saat nanti dengan persinggahan yang baru, istana yang baru tanpa segala pertengkaran-pertengkaran itu lagi.
    
        Kehidupan kita pasti memiliki perjalanan dan pelajaran yang harus kita cerna dan kita pahami. Tinggal bagaimana kita mensyukuri apa yang berada didekat kita sekarang. Dan tetap menerima bahwa kehidupan tak selamanya ada didepan kita, mungkin ketika kau tak mendapatkan kesempatan untuk esok hari mengatakan sesuatu yang ingin kau katakan, maka semua yang datang hanya penyesalan. Sayangi mereka yang sekarang berada disisimu dan jangan biarkan mereka menutup mata tanpa mereka tahu bahwa kau ingin mengatakan sesuatu yang harus mereka dengar dari mulutmu sendiri. AKU SAYANG KAMU :)*
I'm Free from you

Bebaskan aku dari segala angan tentangmu
Aku ingin lepas dari relung lukaku dulu
Sepertinya rasa ini sudah sembuh
Walau masih aku belajar untuk menemukan yang baru dari diriku

Bebaskan aku dari segala frustasi tentangmu
Aku ingin lepas dari kata yang pernah kau singgahi didalam hatiku dulu
Sepertinya semua itu telah berlalu
Walau masih aku berjalan untuk menemukan sesuatu yang lebih baru darimu

Kini aku sekarang tak sama
Bukan aku berperilaku tinggi hati padamu
Karena aku sudah terlalu banyak belajar dari kisah itu
Dari setiap goresan yang kau tanamkan
Dari setiap duri yang kau tusukkan
Dan kemudian kau tinggalkan

Kau biarkan aku berdarah dalam kesepian
Kau biarkan aku mengobati setiap luka yang tertanam
Dan sungguh sulit aku menyembuhkannya

Tapi sekarang tidak
Persisnya tidak sama dengan aku yang dulu
Karena ku tahu kau hanya selalu menganggap dirimu menang tanpa kau tahu kemenenganmu adalah kelemahanmu yang kau pupuk untuk hidupmu kelak

Terima kasih setiap rasa yang kau tanamkan
Setiap goresan yang kau tusukkan
Kini aku telah bebas darimu

Lalu rasa ini untuk siapa?

Aku telah menemukan sesuatu rasa untuk kuucap sehingga dapat dimengerti
Tapi sampai kini yang ingin kuucap sehingga dapat dimengerti pun tak juga tampak disini
Masih jiwa ini masih terasa sepi, bahkan terlalu hampa untuk didengar
Kau lihat saja aktifitas-aktifitas yang selama ini ku lakukan
Hanya menulis-menulis sekian relung yang menghampiriku
Mencari sebuah gambar yang sesuai dengan isi tulisanku
Menghitung waktu-waktu yang telah berlalu bersamaku
Tanpa tahu pasti kapan relung ini akan tersinggahi

Kemana ku harus kemudian melangkahkan kedua tapak-tapak ini?
Ketika ku tak menemukan yang kukuinginkan untuk ku ucap
Ketika ku tak menemukan yang bisa mengerti apa yang ku ucap
Sehingga semua hanya penat yang kudapatkan

Lalu sampai kapankah rasa-rasa ini harus disini
Masih ditempat terindah..
Masih ditempat tertutupi..
Tanpa sesosok pun yang tahu bahwa ini hanya untuk dirimu

Lalu buat apa pula rasa-rasa ini harus ku simpan lebih lama, jika semuanya terasa sama 
Dan tidaklah sama dengan apa yang pernah kufikirkan dulunya
Apakah rasa-rasa itu harus aku redam jauh didasar sana tanpa diberi, apalagi tuk diucap dan sehingga tak ada rasa tuk mengerti aku ini

Jika semua ini masih berada disini, bukankah ini teramat berbahaya untukku
Semakin membunuhku dan semakin mengecohkan segala mimpi-mimpiku

Lalu rasa ini untuk siapa? 
Akankah aku masih seperti ini
Tertunduk layu disini..
Dengan  sesuatu kata yang harus ku dekap tanpa ada yang menghampiri



Terima kasih

Heii.. mau kah kau menemani aku ini
Heii.. ingin rasanya aku ini mendekatkan pundakku sejenak dibahumu
Lihat aku, aku ingin berbicara banyak malam ini denganmu

Mendekatlah..
Jangan kau jauhkan jarakmu dihadapku
Mendekatlah..
Dengarkan suara-suara malamku ini

Aku ingin berbicara banyak denganmu, berbicara tentang duniaku ini
Tahukah kau setiap gemingan nada yang kau katakan denganku, Itu membuatku sedikit merasakan ketenangan
Karena ketika itu aku tak dapat menyelesaikan hingar bingarku sendiri
Kau juga tak lupa bergeming "iya" apabia itu baik buatku dan sebaliknya kau juga bergeming "tidak" apabila semua itu tidak baik untukku


Maafkan aku yang mungkin terlalu banyak melakukan keegois malam ini
Mungkin bukan hanya malam ini saja aku meminta pundakmu
Mungkin esok atau lusa ku akan memanggilmu kembali

Ataukah mungkin kau juga bosan mendengarkan celotehanku yang itu-itu saja?
haa tapi aku mengenalmu...
Terkadang ada terbersit kata sungkan dariku atau bahkan aku malu terhadap diriku sendiri
Karena aku selalu mengingat ini darimu “ sudah berapa lama kau mengenalku? ” maka aku ingin berbicara banyak malam ini dengamu.
Karena malam ini suara-suara ku ingin rasanya berbagi banyak denganmu

Dan sekarang marilah kau kepundakku, ceritakan semua duniamu kepadaku
Agarku juga dapat belajar banyak dari duniamu




Berpayung walau hujan tak ada satu pun yang singgah 
( Jangan tanyakan mengapa? )

Apa aku salah menemukan sesuatu yang tak pernah aku inginkan pada diriku?
Apa aku salah mengerti hidupku yang sekarang terasa tak seimbang?
Apa aku salah memahami kenyataanku bahwa ini memang aku?
Memang semua tak ada yang salah. Hanya saja  waktu yang kurang tepat dan dapat berpihak lebih leluasa padaku.

Terkadang terlintas untuk dapat bergegas pergi dan berlari meninggalkan semua kisah-kisah itu. haa tapi tidaklaaa...
Aku masih mempunyai tanggung jawab tuk hidupku sendiri dan mereka, tapi apakah dengan aku yang sekarang akan menutupi semua harapanku?
Banyak bayangan, mimpi dan ilusi yang masih ingin kutorehkan jelas didalam dunia nyata ini. Bahkan mungkin teramat banyak….

Inginku luapkan semua tapi terasa tidak mungkin, karena menurutku biarlah aku.
Biarlah aku yang merasa dan aku yang menahannya.
Tapi terkadang kala juga itu semua membuatku terasa gerah dan merasa salah yang teramat dalam. Maaf hanya kata maaf dalam hati ini yang mampu aku katakan tuk diriku sendiri.
Dan  terkadang kala ku juga hanya berpesan pada air mata, agar ku dapat merasakan kelegaan itu untuk sementara. Karena bagiku air mata merupakan pesan penghiburku dalam setiap lafas sujudku. 
Pesan penghibur yang sekaligus pencurah.

Haaa tapi biarlah....
Biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya aku sekarang, esok dan lusa.
Jangan tanya mengapa? karena aku juga tak tahu ini mengapa.

    Ini tentang kita........



Kau berkata dunia ini begitu kejam, bahkan terlalu banyak kebohongan. Jika kau sendiri tak dapat melihat dan berjalan keluar dengan baik, kau akan terjebak dalam ketidak jujuran. Kau berkata segala sesuatu langkah yang akan ku buat adalah langkah–langkah doamu, kau juga berkata jangan berhenti berjalan sehingga kau dapat yang kau inginkan. Dan setelah kau mendapatkan yang kau cari janganlah kau hanya berdiri diam, lakukan..lakukan untukmu, lalu lakukan untukku.  Ini tentang kita bukan mereka yang tak mengerti kita....

Banyak hal yang telah kau lakukan padaku selama ini, kini biarkan aku memulai dan melakukan sesuatu buatmu. Sesuatu hal yang masih terlintas jelas dialunan nafasku “aku tidak menginginkan banyak darimu, aku hanya ingin kau tak seperti aku”.  Aku yang selalu bergegas mengejar matahari  sebelum sinarnya muncul, kami trus melakangkah dan mengayunkan kaki kami untuk memburu sebutir beras untukmu, membuatmu agar terlelap hingga petang tiba, memberimu ilmu semampu mungkin,  meuntunmu hingga kau mengerti bahwa dunia tidaklah mudah jika kau hanya berjalan sendirian tanpa kami. Semua masih terlintas jelas, semua masihlah sama, kau yang dulu, kemarin, sekarang dan lusa.
Semua perkataanmu masih terlintas jernih disetiap alunan nafasku. Kini biarkan aku berjalan seperti yang kau katakan, ku hanya ingin kau menuntunku dalam doa-doamu, doa yang setiap gema takbir tiba selalu kau lantunkan untukku. Ku ingin berjalan keluar tuk mencari apa yang selama ini belum kutemui untuk diriku dan dirimu. Peluk aku, beri aku sesuatu yang dapat ku lakukan dengan langkahku. Terima kasih untuk semua yang kau lakukan, setiap lantunan doa yang kau nyanyikan untukku.

Walaupun terkadang kehendak kita sering saja bertentangan, walaupun diriku terkadang  tidak menghiraukan kata-katamu seperti  aku dulu yang selalu diam dalam pelukan hangatmu, walaupun aku terkadang terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Tapi tangis dan sakitmu biarkan aku sekarang yang merasakan. Tangan yang dahuulu setiap malam selalu kau balut dengan sarung tangan putih rajutanmu, agar ku tak merasakan hembusan angin malam. Kaki yang dahulu setiap malam selalu kau beri kehangatan dipipimu, agar ku dapattertawa diatas senyum indahmu. Dan kini biarkanlah tangan dan kaki ini melangkah menghapus air matamu IBU…….....


Tempat dulu kita pernah berdiri


Biarkan aku bermimpi sekarang, jangan bangunkan aku dari tidur panjangku. Menolehlah kehadapanku sekarang, aku tepat disampingmu, aku masih disini, ditempat kau berdiri selama ini kau dan aku hanya lelah menunggu dan tertunggu.


Biarkan aku melakukan hal yang kusuka dengan nafas dan geloramu. Ku menginginkan ini sejak dulu, tapi tahukah kau selama ini hanya diam dibelakangku dan  kau tak juga menoleh kehadapanku.

Aku masih disini, masih disini, masih sama dengan sosok ku yang dulu yang pernah kau kenal enam tahun silam. Membuatmu bergetar dihadapanmu memang tak semudah dari yang ku bayangkan semula.
Tapi lihatlah aku yang sekarang disampingmu, yang selalu mengulurkan bahunya ketika kau lelah dengan duniamu, yang mampu mendengarkan kisah perihmu ketika kau tak mengenal dunia ini, yang mampu membuatmu mengerti ketika kau tak mengerti apa ini dan itu.

Sebelum kau beranjak tuk bergegas  keluar sana, pandanglah aku. Karena hanya hal ini yang bisa ku dapatkan dari dirimu. Untuk berhadapan denganmu  sudah dari dulu kuinginkan....
tapi tahukah kau, diriku sudah teramat bodoh dengan perjalanan panjang ini.


Terlalu lama ku harus begini, biarkan, biarkan aku melakukan kesalahan dalam hidupku yang menurutmu itu tak berarti, agar ku sendiri dapat mengobati perjalanan panjang ini.
 Kau dan aku yang selama ini hanya diam....
Dan tetap diam.hanya diam dan diam...


Tetaplah berdiri disana, ku akan melangkahkan kaki ku dihadapanmu, ku akan melakukan sesuatu yang bisa membuatmu tahu siapa aku ini.
Ini diriku yang sesungguhnya, yang masih memiliki rasa terhadapmu.....

Tetaplah berdiri.....
Aku melangkahkan kaki ini jauh lebih cepat, karena ku tak ingin kau dan aku pergi meninggalkan sepenggal kisah lama......
Ternyata ini bukan mimpiku, tapi ini benar kau dan aku. Aku yang dulu masih mencintaimu, aku yang dulu masih sama terhadapmu...
Sekarang kau telah melakukan yang kuinginkan dan kini ku dapat melepasmu.....
Dan pergilahhh.......
Gadis kecil ini : "Aku masih ingin bermain"


Menari diatas pantai, bernada dengan gemuruh ombak. 
Panas hari sebagai penakhluk, Dingin hari sebagai perintih.
Bermain dengan air ini membuatku suka akan hidupku sendiri. 
Tapi dilain sisi jika ku telah menyentuh hidupku sebenarnya aku merasa asing. Sekian Lama ku berdiam diri dipantai ini, ternyata ku menemukan menemukan duniaku dan aku menemukan kesenanganku dipantai ini, tapi apakah mereka tau isi dalam pantai ini. Banyak hal yang tersembunyi didasar sana.


Gadis kecil itu sebutan untuk coretanku kali ini, aku yang sekarang beranjak 17tahun.
Gadis kecil yang selalu dilecehkan, dicemoohkan bahkan dianggap aneh oleh kaum mereka
ini bukan duniaku saja tapi duniamu juga bukan?
ini bukan hidupmu saja tapi hidupku juga bukan?
Bukankah sang alam telah memberikan segalanya, kuasanya, jalannya dan anugrahnya pada setiap penggeraknya.
Memang banyak hal yang telah diberikan oleh tulang kehidupanku (orang tuaku), tapi tak banyak juga yang mereka tau tentang aku. Termasuk mereka. .
Suka menari diatas pantai dan bernada dengan gemuruh ombak itu hobiku akhir-akhir ini. Ku suka menyendiri diatas pantai ini, terkadang ku merintih juga sendiri, terkadang berbagi sendiri dengan tinta dan kertas buramku di pantai ini. Karena bagiku hanya satu dengan hal ini aku dapat melakukan kehobianku yang tak banyak mereka tau, karena mereka tidak akan pernah mengerti bagaimana aku.
Ku tak tanya kapan ini akan berakhir? karena bagiku semua adalah rahasia. Mesyukuri itu yang masih aku pelajari sampai sekarang. Membuat mereka bahagia itu yang kujalani sekarang, karenaku tak ingin mereka meneteskan air dikelopak matanya demi aku.
Tidak terlalu sakit aku melakukan hal ini sendiri, karena ku sudah melakukannya sejak jauh-jauh hari.
Jika dihari musim panas ku sering tersenyum dan tertawa dengan tingkahku dan jika di musim dingin ku sangat lemah dengan semua hal itu, tak banyak yang ku lakukan. Tapi inilah aku. 


Gadis kecil dengan celoteh riang yang seperti tampak riang, tapi tak selalu tampak kerintihannya. Dia hanya melakukan segala hal sendiri dengan air matanya, bertemu kiblat dalam pencurahan isi hatinya. Melakukan aktifitasnya sebagaimana mestinya.
Gadis kecil ini sekarang terlalu lemah, tidak banyak hal yang bisa ia lakukan tapi banyak hal juga yang dapat ia lakukan dengan coretan-coretannya indahnya. Bermain dan tertawa sendiri dengan imajinasinya untuk membuang segala kesdihannya dan kerintihannya.
Dia hanya minta satu permohonan, hanya satu "umur panjang untuk dirinya" agar ia bisa menari diatas pantai, bernada dengan gemuruh ombak bersama keluarga, anak dan cucunya kelak.
Tapi semua itu hanya waktu, tak ada yang bisa menjawab waktu.
Goresan Tinta sederhana di Malam hari


Mungkin saat ini dimana aku bisa melakukan kembali aktifitas baruku dimalam hari, untuk mepersibukkan diriku sendiri yang sebenarnya tidak terlalu sibuk dan mungkin tak terlalu penting bagimu. haa tapi itulah aku, yang namanya juga penyaket dicampur hobi ya jadi gado-gado. begitu juga yang aku rasakan malam ini semua pikiran, hati dan raga seperti gado-gado. ada tahu tempenya, ada togenya, ada macam-macam deh, semua kumpul jadi satu kalau kata 3Diva.
aktifitas itu yahh ini seperti malam ini, melakukan hal yang mungkin bisa membuatku lebih nyaman dan tenang. berkotak katik dengan blogku. heheheee
folow yaa *sekalian promosi

balik ke pembicaraan awal, tentang mepersibukkan diriku sendiri yang tak terlalu penting bagimu, mungkin bagiku sangat penting. karena kali ini, tepatnya malam ini aku berbicara soal hati. tepatnya kalau kata teman-teman aku bilang "Galau". gak ada kata lain emang selain kata galau? itu yang aku pertanyakan sama mereka, tp pada gak ada yang bisa jawab juga.
haaa yasudahla yaaa

tepatnya malam ini pukul 22.56Wib
rasa galau itu timbul kembali, apalagi kalau mendengarkan lagu-lagu melow, melele, melewer atau apa lah itu yang sedih-sedih itu lah pokoknya. sedikit terasa menyakitkan, ehh banyak denggg, bohong aja klw namanya galau cuma dikit.
GALAU = cepat datang dan lama pulang.

karena gak ada pembahasan lain, yang soal galau ini ajalah diriku ketik. hihiii
terkadang akunya juga merasa bodoh dengan sifat kegalauan ku yang tak menentu, tapi apa semuanya juga bisa dihindari, bisa siii tapi masih aja tetap sulit. apalagi kalau malam hari datang, haaa dunia serasa tak bernyawa. kegalauan kali ini mungkin tuk kisah cintaku yang kali ini, ntah terlalu sulit melupakan atau terlalu cinta atau terlalu takut melepaskan. tapi begitulah, memang cinta.cinta.cinta terlalu sulit bila memahami cinta. yang bisa datang kapan saja, gak tau waktu dan tempat, tanpa diundang nongol. yang asti itulaa..

berbicara tentang hati, cinta dan galau emang gak jauh-jauh dari hidup kita sehari-hari. bisa tuk dipahami semua manusia pasti pernah merasakan semuanya, pernah jatuh dan terluka, tapi gak ada salahnya kita untuk bangkit. itu kata temanku lohh. aku sih masih dalam proses. hahahaaa
gak ada salahnya juga dicoba.

lihat aja deh dirimu sekarang, aku juga sekalian menceramahkan diri sendiri ni.
terlalu bodoh melakukan hal yang gak seharusnya dirimu lakukan, banyak hal diluar sana yang lebih kau pandang dan kau kerjakan. sekarang ini sih aku berfikiran gitu. hhmmmm mencintai satu lelaki memang sangat berarti dalam hidup kita, tapi dihal lain kita sempat berfikir pengen dipertahakan tapi sulit tuk dipertahankan, tidak dipertahankan hati tambah galau. mencoba belajar, mungkin ini saatnya diriku belajar dari awal, melakukan hidupku yang dulu tanpa dia, tapi tetap mencari yang terbaik untuk diriku sendiri.
terkadang aku juga marah dengan sikap kekonyolanku, tapi itulah manusia dah tau salah pada diri sendiri tetap aja dilakukan. mari belajar berasama-sama melupakan masa lalu dan kita sambut esok dengan pagi yang ikhlas. amin
:-)
*Bismillah . .

23.54Wib

Kotak persegi & Lingkaran yang sama

Jantung jam berdetak, nada dering hp pun bergeming . .
Ketika itu gundahku pun menghantui, mencari kata pasti tuk hidupku sendiri, yang selama ini kau masukkan dalam sebuah kotak persegi saja.
Dan selama ini kau hanya meletakkanku di sebuah sudut kotak persegi itu.
Tanpa kata apalgi penjelasan.
ku gerah dengan semua ini, aku punya hak berbicara.
Karena kau telah terlalu lama masuk dalam kelompok rongga hidupku.
Biarkan dan ijinkan aku berbicara untuk jam yang berdetak malam ini.
Biarkan aku meninggalkan kotak mu yang penat ini.
Aku pun telah bicara. Rasa semua terasa lega, walaupun nantinya aku akan meninggalkan kotak ini.

Tak lama jam itu berdetak kembali, kau menawarkan tanganmu untuk mengajakku menemanimu membuat sebuah lingkaran, 
Aku heran. . 
Kenapa harus aku dan  kenapa harus lingkaran?
Kenapa tidak dikotak itu saja kita tetap berdiri. Kau bilang kotak itu terlalu banyak persegi yang harus kita tempati selama ini. Kau juga belum siap melugas kata-katamu itu, kau bilang kau juga kau terlalu kecewa melihat dirimu sendiri, mengapa ku sulit membuat lingkaran ini untukmu, bukannya dirimu selalu ada untukku, dirimu selalu ada didepanku.
Mungkin sekarang waktunya kita mulai membuat lingkaran ini, jam itu terhenti sejenak. 
Aku..
Aku tersentak dengan rangkulan punggungmu yang hangat itu.
Senyum dan anggukan yang bisa ku kendalikan malam itu.
Sedikit berbicara " baiklah kita akan bangun lingkaran itu ". Kau bergeming dengan nadamu terima kasih dan menawarkan tanganmu kehadapanku tuk bisa merasakan detak jantungmu ke dadamu.
Sedangkan jantungku terhenti sejenak, padahal yang hari itu kurasakan begitu gerah menjadi terrasa dingin. 
kau: biarkan kita berlari di lingkaran ini, merasakan luasnya rasa ini. yaa kita berdua
Kita berdua yang selama ini hanya membiarkan diri kita diam didalam suatu kotak bersegi itu saja. Biarkan kita berjalan melalui lintasan lingkaran ini, karena ku tahu ku terlalu lelah untuk selama ini. Biarkan kita merasakan rintikan hujan ini. Rintikan yang selalu kita nikmati bersama-sama ketika ia datang.

Lingkaran yah lingkaran itu. .
kita kembali membahas lingkaran dan kotak itu. Lingkaran yang dulu pernah kau banggakan ternyata telah hancur, lapuk, dan kusam. Ku tak mengerti pada jam dinding  di malam ini, rasanya terasa berbeda. Apa karena lingkaran itu tidak selalu disinggahi atau karena lingkaran itu juga sudah terasa lelah. Lingkaran yang hanya untuk berlari dan berjalan tapi tidak untuk diangungkan. 
haaa ntahlah yang pasti lingkaran itu sekarang sudah runtuh. Walaupun masih terasa serpih-serpihannya.

ku Menggenggam hp itu untuk bergeming kembali:
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Akan tetapi rasa yang kali ini cukup berbeda, mungkin karena ku sendiri yang memintanya. Ku ingin kau melepaskan diriku, ku tak betah dengan lingkaranmu ini, dan kau hanya pandai berbicara lingkaran tapi apakah pernah kau menikmati dan melewatinya itu semua denganku.

Kau Aku menghabiskan pergantian malam itu dengan diam. Kau pun akhirnya bergeming dengan kata maafmu, kau hanya bilang mungkin kau terlalu sibuk dengan dunia khayalmu.

Semua alasanmu hanya membuatku muak, marah terhadap diriku sendiri. .
kenapa? kenapa harus sekarang kau melepasku? Bukannya dari dulu sudah ku bilang tinggalkan hidupku, biarkan aku menikmati hidupku dan aku pun juga pernah meminta tuk meninggalkan kotakmu, tapi kau malah menyuruhku tuk membuat sebuah lingkaran. Apalah arti lingkran itu jika kau sendiri tak disituuuuuu. .
Apa kau tak melihat kelelahanku selama ini dimataku, yang hanya bergeming pada jam dinding dan lingkaran itu saja. Banyak coretan didinding lingkaran itu, semua tertulis hanya dirimu : apa kesenanganmu dan aku, air matamu dan aku, dan juga kekesalanmu dan aku. 

Rintikan hujan yang selama ini pernah kita sukai bersama ternyata kembali mengundang, tapi kali ini rintikan itu bukan di luar jendela kamarku melainkan jatuh di jendela mataku.
terhenti sejenak dan berbicara dalam hati 
" siapa yang mampu menghapus rintikan dijendela mataku ini, sedangkan malam ini ku sendiri"
Ku merasa sendiri, ku terasa jatuh. . 
Mengapa kata yang pada awalnya AKU sendiri yang mengucap tapi AKU sendiri yang menjatuhkan air ini. Apa aku takut hari-hari tanpa dia lagi, tanpa sosok dia lagi, atau apa aku takut kehilangan cintaku sendiri. Ku melakukan keputusan itu karena ku ingin pulih dengan kehidupan ku yang semestinya, yang duluuuuu. .

Belum pernah ku seperti ini sebelumnya. Membangun lingkaran di sebuah lorong hati yang megah, yang awalnya hanya sebuah kotak persegi sederhana menjadi lingkaran, dan lingkaran itu sekarang meninggalkan sebuah serpihan.
Yang kubutuhkan malam itu hanya "pelukan" karena ku sangat merasakan sendiri malam itu.
selintas hati kecil berbicara :
air wudhu dan bentangkan sajadah panjangmu agar kau bisa melakukan hidupmu kembali,
tanpa dia dan tanpa air matamu itu. Sedikit terasa ketenangan dan sedikit terasa keikhlasan itu, walaupun serpihan-serpihan lingkaran yang dulu pernah dibangun masih terasa besar hingga sekarang. Tapi ku tahu hidup adalah pelajaran dan pelajaran adalah proses hidup yang harus ku jalani. Biarkan perjalanan yang akan tetap menjadi pengalaman hidupku kelak.


Pilihan yang menyakitkan


Hidup merupakan suatu pilihan dan hidup penuh dengan makna dan penuh dengan liku-liku


banyak sekali cobaan dan godaan. Terkadang apa yang telah kita pilih dalam hidup membuat kita bahagia namun bisa juga membuat kita pusingggg dan kadang tak jauh dari kata menyakitkan.

Sabar selalu kita lakukan dan sabar selalu kita jalani,namun entah mengapa jika kekecewaan yang mendalam itu datang, kenapa semua menjadi berubah. .


sulit dibayangkan dan sulit dipertahankan kebahagiaan itu.


Hanya satu pilihan yang dapat dilakukan
bisakah kita melewati semua ini dengan baik walaupun ini suatu pilihan yang menyakitkan
atau hanya berdian diri dengan menatap kebodohan. . .
 
Copyright © Gubuk Curhat. Design By Best Website Design
Buy Traffic and Templates On Sales